Jangan lewatkan paket umrah promo spesial bulan oktober tahun 2025...
Sejarah Berhala di Ka'bah
Siapa Amr bin Luhai? Telusuri kisahnya sebagai tokoh pertama yang membawa berhala ke Baitullah dan dampaknya bagi sejarah keagamaan Arab.
SEJARAHBLOG
Ibnu Khidhir
6/12/20253 min baca


Asal Usul Penyembahan Berhala di Arab
Ka’bah di Makkah telah lama dikenal sebagai pusat ibadah tauhid sejak masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimas salam. Ka’bah dibangun sebagai rumah ibadah untuk menyembah Allah Yang Maha Esa, dan selama berabad-abad menjadi simbol kemurnian tauhid di tengah masyarakat Arab. Namun, dalam perjalanan sejarah, kesucian Ka’bah ternoda oleh praktik syirik, ketika berhala-berhala mulai memenuhi sekeliling Baitullah.
Transformasi dari ibadah tauhid ke penyembahan berhala bukanlah proses sekejap, melainkan akibat pengaruh sosial, budaya, dan tokoh-tokoh tertentu di masyarakat Arab kuno. Salah satu nama yang sangat menonjol dalam sejarah ini adalah Amr bin Luhai Al-Khuza’i.
Amr bin Luhai: Tokoh Pertama Pembawa Berhala ke Ka’bah
Menurut banyak riwayat sejarah, baik dari sumber Islam klasik maupun sejarawan, Amr bin Luhai adalah orang yang pertama kali membawa berhala ke Ka’bah. Ia berasal dari kabilah Khuza’ah yang memegang kepemimpinan di Makkah setelah mengalahkan suku Jurhum. Dengan kedudukan sosial yang sangat tinggi, Amr bin Luhai dikenal sebagai pemimpin yang dermawan, berwibawa, dan memiliki pengaruh luas di Jazirah Arab.
Perjalanan sejarah mencatat bahwa perubahan besar terjadi ketika Amr bin Luhai melakukan perjalanan ke Syam (Levant, sekarang wilayah Suriah dan sekitarnya) untuk urusan dagang. Di sana, ia melihat masyarakat setempat menyembah berhala. Ia sangat terkesan dengan ritual dan tradisi penyembahan berhala tersebut, lalu membawanya pulang ke Makkah.
Dalam kitab-kitab sirah dan hadits, seperti riwayat dari Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menegaskan bahwa Amr bin Luhai adalah pencetus pertama penyembahan berhala di tengah masyarakat Arab, dan dosanya sangat berat. Beliau bersabda, “Aku melihat Amr bin Luhai al-Khuza’i menyeret ususnya di neraka, karena ia yang pertama kali mengubah agama Ismail dan memasukkan berhala kepada bangsa Arab.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Amr membawa sebuah berhala bernama Hubal dari Syam, kemudian meletakkannya di dekat Ka’bah. Ia menyeru masyarakat Arab untuk ikut serta dalam ritual baru ini. Tidak hanya berhenti pada satu berhala, Amr mendorong suku-suku Arab lain untuk membawa berhala mereka sendiri ke Makkah, hingga akhirnya Ka’bah dikelilingi ratusan berhala dari berbagai penjuru.
Dampak Besar: Ka’bah, Tradisi, dan Syirik di Jazirah Arab
Keputusan Amr bin Luhai membawa berhala ke Ka’bah membawa dampak sangat besar bagi masyarakat Arab selama ratusan tahun. Ka’bah yang dulunya menjadi pusat tauhid, berubah menjadi tempat ritual syirik. Setiap kabilah yang datang ke Makkah merasa perlu membawa berhala mereka sendiri sebagai simbol identitas dan kekuatan.
Dalam waktu singkat, jumlah berhala di sekitar dan di dalam Ka’bah mencapai lebih dari 360 buah. Setiap hari dalam tahun-tahun pra-Islam, masyarakat Arab melaksanakan thawaf, berdoa, dan mempersembahkan korban kepada berhala-berhala tersebut. Kepercayaan mistik dan tahayul berkembang pesat, bahkan sebagian ritual asli dari ajaran Nabi Ibrahim dicampuradukkan dengan praktik animisme dan paganisme.
Penyimpangan ini tidak hanya mempengaruhi tata cara ibadah, tetapi juga sistem sosial dan budaya Arab secara keseluruhan. Praktik keagamaan kehilangan ruh tauhid, digantikan dengan tradisi-tradisi warisan nenek moyang yang semakin jauh dari ajaran para nabi. Penyembahan berhala bahkan menjadi sumber pemasukan ekonomi bagi penduduk Makkah, terutama dengan adanya musim haji yang tetap dipertahankan walau maknanya telah bergeser.
Rasulullah SAW dan para nabi terdahulu selalu mengingatkan bahayanya syirik dan penyembahan berhala. Namun, pengaruh sosial dan ekonomi yang besar membuat kebiasaan ini bertahan sangat lama hingga masa kerasulan Muhammad SAW.
Penghapusan Berhala dan Kembali ke Tauhid
Kehadiran Amr bin Luhai sebagai pelopor penyembahan berhala di Ka’bah menjadi peringatan penting dalam sejarah Islam. Betapa besar dampak seorang tokoh yang memiliki kekuasaan dalam mengubah arah keagamaan masyarakat. Namun, tradisi buruk ini akhirnya dihancurkan oleh dakwah Rasulullah SAW yang mengembalikan ajaran tauhid.
Pada tahun 8 Hijriah, setelah Fathul Makkah, Rasulullah SAW memerintahkan penghancuran seluruh berhala yang ada di sekitar dan di dalam Ka’bah, mengembalikan Baitullah ke posisi semula sebagai pusat penyembahan kepada Allah semata. Peristiwa ini menandai kemenangan tauhid atas syirik dan menjadi fondasi bagi generasi berikutnya untuk menjaga kemurnian ajaran Islam.
Amr bin Luhai adalah sosok sentral dalam penyebaran penyembahan berhala di Ka’bah. Keputusannya membawa berhala ke Baitullah telah membawa dampak besar bagi sejarah keagamaan Arab. Kisah ini menjadi pelajaran berharga akan pentingnya menjaga kemurnian tauhid dan menjauhi segala bentuk penyimpangan agama, agar Ka’bah tetap menjadi pusat ibadah kepada Allah Yang Maha Esa.